X. SIFAT FISIKA TANAH
Sifat fisika tanah merupakan salah satu sifat tanah yang penting diketahui karena mencakup beberapa sifat berikut: (1) tekstur tanah, (2) struktur tanah, (3) bobot tanah, (4) warna tanah, dan (5) kadar air tanah.
1. Tekstur Tanah
Tanah disusun dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran. Bagian butir tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar tanah seperti kerikil, koral sampai batu. Bagian butir tanah yang berukuran kurang dari 2 mm disebut bahan halus tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi:
(1) pasir, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2 mm.
(2) debu, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan 0,050 mm.
(3) liat, yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
Perbandingan ketiga ukuran butir tanah diilustrasikan seperti dalam Gambar 13 berikut ini.
Gambar 13. Perbandingan tiga ukuran butir tanah, yaitu: (a) pasir (sand) berukuran 0,05 mm s/d 2,00 mm, (b) debu (silt) berukuran 0,02 mm s/d 0,05 mm, dan (c) liat (clay) berukuran kurang dari 0,02 mm.
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tektur disajikan dalam Gambar 14. Kedua belas klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.
Gambar 14. Diagram segi tiga tekstur tanah yang dibedakan menjadi 12 klas tektur tanah.
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
(1) apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir.
(2) apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir Berlempung.
(3) apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berpasir.
(4) apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung.
(5) apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berdebu.
(6) apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Debu.
(7) apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berliat.
(8) apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berpasir.
(9) apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berdebu.
(10) apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berpasir.
(11) apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berdebu.
(12) apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat.
Hubungan Tekstur Tanah dengan Daya Menahan Air dan Ketersediaan Hara
Tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yasng lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar. Tanah bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara.
Bahan Kuliah Online Fakultas Pertanian, Univ. Sriwijaya Oleh: Dr.Ir.Abdul Madjid,MS
Jumlah Pengunjung
About Me
- Dr. Ir. Abdul Madjid, MS
- Dosen Jurusan Tanah, Fak. Pertanian, Univ. Sriwijaya. Kampus Unsri Indralaya, Propinsi Sumatera Selatan
Categories
- Analisis P Tanah (6)
- Bahan Organik Tanah (1)
- Bakteri (1)
- Bakteri Pelarut Fosfat (4)
- Biologi Tanah (23)
- Cacing Tanah 0112 (10)
- Cacing Tanah 1320 (2)
- Citra Satelit (8)
- Citra Satelit Geo Eyes (1)
- Citra Satelit Lahat (1)
- Definisi Tanah (2)
- Fisika Tanah (7)
- Foto Udara (6)
- Foto Udara Kayu Agung (1)
- Foto Udara Lahat (1)
- Fungi Aspergillus 0110 (10)
- Fungi Aspergillus 1120 (10)
- Fungi Aspergillus 2130 (11)
- Fungi Aspergillus 3140 (10)
- Fungi Aspergillus 4150 (10)
- Fungi Aspergillus 5160 (10)
- Fungi Aspergillus 6168 (8)
- Fungi Mucor 0110 (9)
- Fungi Mucor 1115 (5)
- Fungi Penicillium (14)
- Fungi Penicillium 0110 (10)
- Fungi Penicillium 1120 (10)
- Fungi Rhizopus 0110 (10)
- Fungi Rhizopus 1120 (10)
- Fungi Rhizopus 2130 (10)
- Fungi Rhizopus 3137 (7)
- Fungi Rhizopus 3842 (5)
- Fungi Tanah (4)
- Ilmu Tanah (20)
- Kesesuaian Lahan (2)
- Kesuburan Tanah (21)
- Kimia Tanah (16)
- Kimia Tanah S2 (3)
- Klasifikasi Tanah (3)
- Kunci Jawaban Ujian (2)
- Mikoriza (1)
- Mikoriza 001010 (10)
- Mikoriza File (1)
- Model 3 Dimensi (1)
- Nilai Mata Kuliah (4)
- Nilai MK PUPUK (1)
- Peta (24)
- Peta Aceh Barat (1)
- Peta Belitang (1)
- Peta Cianjur (1)
- Peta Dunia (2)
- Peta Indonesia (1)
- Peta Indralaya (2)
- Peta Insert Banyuasin (1)
- Peta Insert Empat Lawang (1)
- Peta Insert Lahat (1)
- Peta Insert Linggau (1)
- Peta Insert Muara Enim (1)
- Peta Insert Muba (1)
- Peta Insert Musi Rawas (1)
- Peta Insert OI (1)
- Peta Insert OKI (1)
- Peta Insert OKU Induk (1)
- Peta Insert OKU Selatan (1)
- Peta Insert OKU Timur (1)
- Peta Insert Pagar Alam (1)
- Peta Insert Prabumulih (1)
- Peta Jabar Banten (1)
- Peta Jawa Tengah (1)
- Peta Jawa Timur (1)
- Peta Kab Lahat (3)
- Peta Kab Lebong (1)
- Peta Kab OI (3)
- Peta Kayu Agung (1)
- Peta Kudus (1)
- Peta Musi Rawas (1)
- Peta OKI (1)
- Peta OKU (1)
- Peta OKU Selatan (1)
- Peta OKU Timur (1)
- Peta Pagar Alam (1)
- Peta Papua (1)
- Peta Pulau Jawa (1)
- Peta Sumatera (1)
- Peta Sumsel (2)
- Peta Tabalong (1)
- Soal Kuis (2)
- Soal Ujian Mid Semester (3)
- Soal Ujian Semester (2)
- TOR (2)
- Tugas (1)
Blog Archive
-
▼
2010
(320)
-
▼
Desember
(179)
- Cacing Tanah 14
- Cacing Tanah 13
- Cacing Tanah 01
- Cacing Tanah 02
- Cacing Tanah 03
- Cacing Tanah 004
- Cacing Tanah 005
- Cacing Tanah 006
- Cacing Tanah 007
- Cacing Tanah 009
- Cacing Tanah 010
- Cacing Tanah 011
- Cacing Tanah 012
- Mikoriza 001
- Mikoriza 002
- Mikoriza 003
- Mikoriza 004
- Mikoriza 005
- Mikoriza 006
- Mikoriza 007
- Mikoriza 008
- Mikoriza 009
- Mikoriza 010
- Bakteri Pelarut Fosfat 01
- Bakteri Pelarut Fosfat 02
- Bakteri Pelarut Fosfat 03
- Bakteri Pelarut Fosfat 04
- Bakteri Pelarut Fosfat 05
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (1 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (2 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (3 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (4 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (5 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (6 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (7 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (8 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (9 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (10 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (11 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (12 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (13 dari 25)
- Dasar_Dasar Ilmu Tanah (14 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (15 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (16 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (17 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (18 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (19 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (20 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (21 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (22 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (23 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (24 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (25 dari 25)
- Fungi Mucor 001
- Fungi Mucor 002
- Fungi Mucor 003
- Fungi Mucor 004
- Fungi Mucor 005
- Fungi Mucor 006
- Fungi Mucor 007
- Fungi Mucor 008
- Fungi Mucor 009
- Fungi Mucor 010
- Fungi Mucor 011
- Fungi Mucor 012
- Fungi Mucor 013
- Fungi Mucor 014
- Fungi Mucor 015
- Fungi Rhizopus 001
- Fungi Rhizopus 002
- Fungi Rhizopus 003
- Fungi Rhizopus 004
- Fungi Rhizopus 005
- Fungi Rhizopus 006
- Fungi Rhizopus 007
- Fungi Rhizopus 008
- Fungi Rhizopus 009
- Fungi Rhizopus 010
- Fungi Rhizopus 011
- Fungi Rhizopus 012
- Fungi Rhizopus 013
- Fungi Rhizopus 014
- Fungi Rhizopus 015
- Fungi Rhizopus 016
- Fungi Rhizopus 017
- Fungi Rhizopus 018
- Fungi Rhizopus 019
- Fungi Rhizopus 020
- Fungi Rhizopus 021
- Fungi Rhizopus 022
- Fungi Rhizopus 023
- Fungi Rhizopus 024
- Fungi Rhizopus 025
- Fungi Rhizopus 026
- Fungi Rhizopus 027
- Fungi Rhizopus 028
- Fungi Rhizopus 029
- Fungi Rhizopus 030
- Fungi Rhizopus 031
- Fungi Rhizopus 032
-
▼
Desember
(179)
Followers
Fasilitas Pencari Isi Blog ini:
10.37
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar