11.3 Pengertian Kapasitas Tukar Kation
Salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah Kapasitas Tukar Kation (KTK) atau Cation Exchangable Cappacity (CEC). KTK merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan (cation exchangable) pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil pengukuran KTK adalah milliequivalen kation dalam 100 gram tanah atau me kation per 100 g tanah.
11.3.1 KTK Liat, KTK Organik, dan KTK Tanah
Berdasarkan pada jenis koloid yang bermuatan negatif, KTK dapat dikelompok-kan menjadi tiga, yaitu:
1. KTK koloid anorganik atau dikenal sebagai KTK liat tanah,
2. KTK koloid organik atau dikenal sebagai KTK organik tanah, dan
3. KTK total atau KTK tanah.
11.3.1.1 KTK Koloid Anorganik (KTK Liat)
KTK liat adalah jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid anorganik (koloid liat) yang bermuatan negatif. Nilai KTK liat tergantung dari jenis liat, sebagai contoh:
1. Liat Kaolinit memiliki nilai KTK = 3 s/d 5 me/100 g.
2. Liat Illit dan Liat Klorit, memiliki nilai KTK = 10 s/d 40 me/100 g.
3. Liat Montmorillonit, memiliki nilai KTK = 80 s/d 150 me/100 g.
4. Liat Vermikullit, memiliki nilai KTK = 100 s/d 150 me/100 g.
11.3.1.2 KTK Koloid Organik
KTK koloid organik sering disebut juga KTK bahan organik tanah adalah jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid organik yang bermuatan negatif.
Nilai KTK koloid organik lebih tinggi dibandingkan dengan nilai KTK koloid anorganik. Nilai KTK koloid organik berkisar antara 200 me/100 g sampai dengan 300 me/100 g.
11.3.1.3 KTK Total atau KTK Tanah
KTK total merupakan nilai KTK dari suatu tanah adalah jumlah total kation yang dapat dipertukarkan dari suatu tanah, baik kation-kation pada permukaan koloid organik (humus) maupun kation-kation pada permukaan koloid anorganik(liat).
11.3.2 Perbedaan KTK Tanah Berdasarkan Sumber Muatan Negatif
Berdasarkan sumber muatan negatif tanah, nilai KTK tanah dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. KTK muatan permanen, dan
2. KTK muatan tidak permanen.
11.3.2.1 KTK Muatan Permanen
KTK muatan permanen adalah jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid liat dengan sumber muatan negatif berasal dari mekanisme substitusi isomorf. Substitusi isomorf adalah mekanisme pergantian posisi antar kation dengan ukuran atau diameter kation hampir sama tetapi muatan berbeda. Substitusi isomorf ini terjadi dari kation bervalensi tinggi dengan kation bervalensi rendah di dalam struktur lempeng liat, baik lempeng liat Si-tetrahedron maupun Al-oktahedron.
Contoh peristiwa terjadinya muatan negatif diatas adalah: (a). terjadi substitusi isomorf dari posisi Si dengan muatan 4+ pada struktur lempeng liat Si-tetrahedron oleh Al yang bermuatan 3+, sehingga terjadi kelebihan muatan negatif satu, (b). terjadinya substitusi isomorf dari posisi Al yang bermuatan 3+ pada struktur liat Al-oktahedron oleh Mg yang bermuatan 2+, juga terjadi muatan negatif satu, dan (c). terjadi substitusi isomorf dari posisi Al yang bermuatan 3+ dari hasil substitusi isomorf terdahulu pada lempeng liat Si-tetrahedron yang telah bermuatan neatif satu, digantikan oleh Mg yang bermuatan 2+, maka terjadi lagi penambahan muatan negatif satu, sehingga terbentuk muatan negatif dua pada lempeng liat Si-tetrahedron tersebut. Muatan negatif yang terbentuk ini tidak dipengaruhi oleh terjadinya perubahan pH tanah. KTK tanah yang terukur adalah KTK muatan permanen.
11.3.2.2 KTK Muatan Tidak Permanen
KTK muatan tidak permanen atau KTK tergantung pH tanah adalah jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid liat dengan sumber muatan negatif liat bukan berasal dari mekanisme substitusi isomorf tetapi berasal dari mekanisme patahan atau sembulan di permukaan koloid liat, sehingga tergantung pada kadar H+ dan OH- dari larutan tanah.
11.3.3 Hasil Pengukuran KTK Tanah
Berdasarkan teknik pengukuran dan perhitungan KTK tanah di laboratorium, maka nilai KTK dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1. KTK Efektif, dan
2. KTK Total.
Bahan Kuliah Online Fakultas Pertanian, Univ. Sriwijaya Oleh: Dr.Ir.Abdul Madjid,MS
Jumlah Pengunjung
About Me
- Dr. Ir. Abdul Madjid, MS
- Dosen Jurusan Tanah, Fak. Pertanian, Univ. Sriwijaya. Kampus Unsri Indralaya, Propinsi Sumatera Selatan
Categories
- Analisis P Tanah (6)
- Bahan Organik Tanah (1)
- Bakteri (1)
- Bakteri Pelarut Fosfat (4)
- Biologi Tanah (23)
- Cacing Tanah 0112 (10)
- Cacing Tanah 1320 (2)
- Citra Satelit (8)
- Citra Satelit Geo Eyes (1)
- Citra Satelit Lahat (1)
- Definisi Tanah (2)
- Fisika Tanah (7)
- Foto Udara (6)
- Foto Udara Kayu Agung (1)
- Foto Udara Lahat (1)
- Fungi Aspergillus 0110 (10)
- Fungi Aspergillus 1120 (10)
- Fungi Aspergillus 2130 (11)
- Fungi Aspergillus 3140 (10)
- Fungi Aspergillus 4150 (10)
- Fungi Aspergillus 5160 (10)
- Fungi Aspergillus 6168 (8)
- Fungi Mucor 0110 (9)
- Fungi Mucor 1115 (5)
- Fungi Penicillium (14)
- Fungi Penicillium 0110 (10)
- Fungi Penicillium 1120 (10)
- Fungi Rhizopus 0110 (10)
- Fungi Rhizopus 1120 (10)
- Fungi Rhizopus 2130 (10)
- Fungi Rhizopus 3137 (7)
- Fungi Rhizopus 3842 (5)
- Fungi Tanah (4)
- Ilmu Tanah (20)
- Kesesuaian Lahan (2)
- Kesuburan Tanah (21)
- Kimia Tanah (16)
- Kimia Tanah S2 (3)
- Klasifikasi Tanah (3)
- Kunci Jawaban Ujian (2)
- Mikoriza (1)
- Mikoriza 001010 (10)
- Mikoriza File (1)
- Model 3 Dimensi (1)
- Nilai Mata Kuliah (4)
- Nilai MK PUPUK (1)
- Peta (24)
- Peta Aceh Barat (1)
- Peta Belitang (1)
- Peta Cianjur (1)
- Peta Dunia (2)
- Peta Indonesia (1)
- Peta Indralaya (2)
- Peta Insert Banyuasin (1)
- Peta Insert Empat Lawang (1)
- Peta Insert Lahat (1)
- Peta Insert Linggau (1)
- Peta Insert Muara Enim (1)
- Peta Insert Muba (1)
- Peta Insert Musi Rawas (1)
- Peta Insert OI (1)
- Peta Insert OKI (1)
- Peta Insert OKU Induk (1)
- Peta Insert OKU Selatan (1)
- Peta Insert OKU Timur (1)
- Peta Insert Pagar Alam (1)
- Peta Insert Prabumulih (1)
- Peta Jabar Banten (1)
- Peta Jawa Tengah (1)
- Peta Jawa Timur (1)
- Peta Kab Lahat (3)
- Peta Kab Lebong (1)
- Peta Kab OI (3)
- Peta Kayu Agung (1)
- Peta Kudus (1)
- Peta Musi Rawas (1)
- Peta OKI (1)
- Peta OKU (1)
- Peta OKU Selatan (1)
- Peta OKU Timur (1)
- Peta Pagar Alam (1)
- Peta Papua (1)
- Peta Pulau Jawa (1)
- Peta Sumatera (1)
- Peta Sumsel (2)
- Peta Tabalong (1)
- Soal Kuis (2)
- Soal Ujian Mid Semester (3)
- Soal Ujian Semester (2)
- TOR (2)
- Tugas (1)
Blog Archive
-
▼
2010
(320)
-
▼
Desember
(179)
- Cacing Tanah 14
- Cacing Tanah 13
- Cacing Tanah 01
- Cacing Tanah 02
- Cacing Tanah 03
- Cacing Tanah 004
- Cacing Tanah 005
- Cacing Tanah 006
- Cacing Tanah 007
- Cacing Tanah 009
- Cacing Tanah 010
- Cacing Tanah 011
- Cacing Tanah 012
- Mikoriza 001
- Mikoriza 002
- Mikoriza 003
- Mikoriza 004
- Mikoriza 005
- Mikoriza 006
- Mikoriza 007
- Mikoriza 008
- Mikoriza 009
- Mikoriza 010
- Bakteri Pelarut Fosfat 01
- Bakteri Pelarut Fosfat 02
- Bakteri Pelarut Fosfat 03
- Bakteri Pelarut Fosfat 04
- Bakteri Pelarut Fosfat 05
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (1 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (2 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (3 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (4 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (5 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (6 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (7 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (8 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (9 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (10 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (11 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (12 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (13 dari 25)
- Dasar_Dasar Ilmu Tanah (14 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (15 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (16 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (17 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (18 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (19 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (20 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (21 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (22 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (23 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (24 dari 25)
- Dasar-Dasar Ilmu Tanah (25 dari 25)
- Fungi Mucor 001
- Fungi Mucor 002
- Fungi Mucor 003
- Fungi Mucor 004
- Fungi Mucor 005
- Fungi Mucor 006
- Fungi Mucor 007
- Fungi Mucor 008
- Fungi Mucor 009
- Fungi Mucor 010
- Fungi Mucor 011
- Fungi Mucor 012
- Fungi Mucor 013
- Fungi Mucor 014
- Fungi Mucor 015
- Fungi Rhizopus 001
- Fungi Rhizopus 002
- Fungi Rhizopus 003
- Fungi Rhizopus 004
- Fungi Rhizopus 005
- Fungi Rhizopus 006
- Fungi Rhizopus 007
- Fungi Rhizopus 008
- Fungi Rhizopus 009
- Fungi Rhizopus 010
- Fungi Rhizopus 011
- Fungi Rhizopus 012
- Fungi Rhizopus 013
- Fungi Rhizopus 014
- Fungi Rhizopus 015
- Fungi Rhizopus 016
- Fungi Rhizopus 017
- Fungi Rhizopus 018
- Fungi Rhizopus 019
- Fungi Rhizopus 020
- Fungi Rhizopus 021
- Fungi Rhizopus 022
- Fungi Rhizopus 023
- Fungi Rhizopus 024
- Fungi Rhizopus 025
- Fungi Rhizopus 026
- Fungi Rhizopus 027
- Fungi Rhizopus 028
- Fungi Rhizopus 029
- Fungi Rhizopus 030
- Fungi Rhizopus 031
- Fungi Rhizopus 032
-
▼
Desember
(179)
Followers
Fasilitas Pencari Isi Blog ini:
09.30
Labels: Ilmu Tanah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar