19.28

Analisis P Tanah Metode Mehlich 1


Analisis P Tanah Metode Mehlich 1


Sejarah Metode Mehlich:

Analisis P tanah metode Mehlich 1 dikenal sebagai “Pelarut Asam Ganda” atau “Ekstrak North Carolina”, dikembangkan pada awal tahun 1950 oleh Mehlich dan rekan kerjanya (Mehlich, 1953; Nelson et al., 1953). Di Amerika Serikat, analisis P tanah dengan metode Mehlich 1 merupakan prosedur analisis utama yang digunakan di Atlantik Tengah dan Tenggara. Metode Mehlich 1 merupakan salah satu prosedur pengekstrak multi elemen seperti untuk element P, K, Ca, Mg, Cu, Fe, Mn, dan Zn. Metode Mehlich 1 dapat mengekstraksi P dari bentuk Aluminium Fosfat, Besi Fosfat dan Kalsium Fosfat.


Teori:

Analisis P tanah metode Mehlich 1 sangat sesuai untuk menganalisis tanah asam (pH <>

Berdasarkan hasil penelitian Kuo (1996) dilaporkan bahwa metode Mehlich 1 kurang tepat jika digunakan pada tanah berkapur atau tanah alkalin, sebab pada tanah tersebut akan terekstrak sebagian besar P-non labil tanah pada pH > 6,5 , tanah tersebut mengandung batuan fosfat, kapasitas tukar kation (KTK) tanah tersebut tinggi dan juga berkejenuhan basa tinggi. Pada tanah berkapur atau tanah alkalin tersebut, proses pengasaman akibat larutan ekstraksi dari metode Mehlich 1 menjadi ternetralkan, sehingga menurunkan kemampuan larutan asam tersebut dalam mengekstraksi P. Hal yang sama terjadi juga dalam penurunan efisiensi ekstraksi P yang disebabkan liat, aluminium hidrokisida, dan besi oksida (Nelson et al., 1953; Lins & Cox, 1989).


Nilai Optimum:

Nilai hasil analisis P tanah dengan metode Mehlich 1 sebesar 20 mg P/kg tanah s/d 25 mg P/kg tanah merupakan nilai optimum untuk pertumbuhan tanaman. Nilai ini bervariasi tergantung dari perbedaan tipe tanah dan perbedaan sistem budidaya tanaman. Seperti yang disampaikan oleh Kamprath dan Watson (1980) bahwa untuk tanah berpasir hasil analisis P tanah dengan metode Mehlich1 sebesar 20 mg P/kg tanah s/d 25 mg P/kg tanah merupakan nilai optimum untuk pertumbuhan tanaman. Akan tetapi untuk tanah bertekstur lebih halus hasil analisis P tanah sebesar 10 mg P/kg tanah sudah mencukupi kebutuhan tanaman. Nilai yang diperoleh tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Lin dan Cox (1989).


Alat-alat yang digunakan:

(1) Ayakan No. 10 untuik menghasilkan sampel tanah berukuran 2 mm.

(2) Sendok stainlis steel dengan standar 5 cm3 dan 1 cm3.

(3) Dispenser otomatis untuk ekstraktan yang berkapasitas 25 ml.

(4) Tabung erlenmeyer kapasitas 50 ml.

(5) Corong untuk proses penyaringan (ukuran 9 dan 11 cm).

(6) Rak tabung reaksi.

(7) Mesin pengocok dengan kecepatan kocok 180 gerakan per menit.

(8) Kertas saring Whatman No. 42 atau No. 2 atau yang serupa.


Larutan yang digunakan:

Larutan ekstraksi Mehlich 1 (0,0125 M H2SO4 + 0,05 M HCl). Larutan ini disebut juga sebagai ”Pelarut Asam Ganda” atau ”Ekstrak North Carolina”. Digunakan tabung gelas silinder dan ditambahkan kedalamnya 167 ml HCL 12 M,dan ditambahkan 28 ml H2SO4 18 M, lalu valumenya dijadikan 35 liter dengan menambahkan air bebas ion, dan selanjutnya volume dijadikan 40 liter dengan menambahkan air bebas ion. Diaduk agar tercampur secara merata dan terbebaskan gelembung udara, dan biarkan selama 3 jam.


Cara Kerja:

(1) Digunakan sendok steenlis steel untuk mengambil sampel tanah yang berukuran 2 mm untuk ditimbang seberat 5 gram.

(2) Tanah yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer ukuran 50 ml.

(3) Jika diperlukan agar hasil filtrasi jernih (tidak berwarna) dapat ditambahkan 1 cm3 (200 mg) arang DARCO G60.

(4) Ditambahkan 20 ml larutan ekstraksi Mehlich 1, lalu dikocok selama 5 menit dengan mesin pengocok berkecepatan minimal 180 gerakan per menit pada suhu kamar (24oC s/d 27oC).

(5) Selanjutnya larutan disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman No. 42 atau No. 2 atau yang serupa.

(6) Diukur kandungan P larutan dengan prinsip kolorimetri (perbedaan warna) dengan menggunakan alat spektrofotometer.

(7) Dilakukan juga pengukuran terhadap Blanko dan Deret Larutan Standar.



Perhitungan:

P-terkekstrak metode Mehlich (mg P/kg tanah) = {(Cp x 0,020 liter)/(0,005 kg tanah)}


Keterangan:

Cp = hasil pengukuran konsentrasi P dari setiap sampel tanah yang telah dikalibrasi dengan kurva larutan standar.



Daftar Pustaka:


(A) Pustaka Utama:

Sims, T. J. 2009. Soil Test Phosphorus: Principles and Methods. University of Delaware. dalam Kovar J. L. And G. M. Pierzynski. 2009. Methods of Phosphorus Analysis for Soils, Sediments, Residuals, and Waters. Second Edition. Southern Cooperative Series Bulletin No. 408. USDA-ARS National Soil Tilth Laboratory 2110 University Blvd. Ames, IA 50011-3120 and Department of Agronomy 2004 Throckmorton Plant Sciences Ctr. Kansas State University Manhattan, KS 66506-55


(B) Pustaka Tambahan:

Kamprath, E.J. and M.E. Watson. 1980. Conventional soil and tissue tests for assessing the phosphorus status of soils. p. 433-469. In F. E. Khasawneh et al. (ed.) The role of phosphorus in agriculture. ASA, CSSA, and SSSA, Madison, WI.

Kuo, S. 1996. Phosphorus. p. 869-919. In D. L. Sparks. (ed.) Methods of Soil Analysis: Part 3- Chemical Methods. SSSA, Madison, WI.

Lins, I.D.G. and F.R. Cox. 1989. Effects of extractant and selected soil properties on predicting the optimum phosphorus fertilizer rate for growing soybeans under field conditions. Commun. Soil Sci. Plant Anal. 20:310-333.

Mehlich, A. 1953. Determination of P, Ca, Mg, K, Na, and NH4. North Carolina Soil Test Division (Mimeo). Raleigh, NC.

0 comments: