08.29

Analisis P Tanah Metode P Olsen


Analisis P Tanah Metode P Olsen


Sejarah dari Metode P Olsen:

Metode analisis P tanah “P Olsen” atau metode Natrium Bikarbonat dikembangkan oleh Sterling R Olsen dan rekan kerjanya pada tahun 1954 (Olsen et al., 1954). Metode analisis P tanah ini bertujuan untuk memprediksi respons tanaman terhadap input pupuk P pada tanah berkapur. Metode ini digunakan terutama di Amerika Serikat bagian utara dan barat.


Teori Singkat:

Analisis P Olsen merupakan metode yang paling sesuai untuk tanah berkapur, terutama pada tanah-tanah dengan kandungan kalsium karbonat > 2%. Akan tetapi, dari beberapa hasil penelitian lain dilaporkan pula bahwa metode P Olsen cukup efektif juga untuk tanah asam (Fixen dan Grove, 1990).

Metode P Olsen berlandaskan penggunaan HCO3-, CO3-2, dan OH- pada pH 8,5. Larutan 0,5 M NaHCO3 yang digunakan akan menurunkan konsentrasi larutan dari Ca2+ terlarut dengan terbentuk endapan CaCO3. Larutan 0,5 M NaHCO3 ini juga akan menurunkan kelarutan dari Al+3 dan Fe+3 dengan terbentuknya senyawa Al dan Fe Oksihidroksida. Reaksi-reaksi tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan kelarutan P tanah. Reaksi tersebut juga meningkatkan muatan negatif permukaan dan atau menurunkan jumlah sisi jerapan pada permukaan oksida Al dan Fe pada level pH yang tinggi dan terjadi pula pelepasan (desorption) P tersedia ke larutan tanah.


Nilai Optimum P Olsen:

Nilai P Olsen sebesar 10 mg P / kg merupakan nilai optimal bagi pertumbuhan tanaman. Nilai ini lebih rendah daripada nilai kritis yang digunakan pada nilai analisis P menggunakan metode Bray dan Kurtz P-1, metode Mehlich 1, dan metode Mehlich 3. Kondisi tersebut disebabkan karena larutan ekstrasi pada metode P Olsen membebaskan P tersedia dari berbagai tanah lebih sedikit dibandingkan dengan larutan ekstraksi asam yang digunakan pada metode analisis P lainnya.


Interpretasi Data Hasil Pengukuran:

Menurut Kuo (1996) bahwa untuk memperoleh hasil interpretasi yang lebih tepat terhadap hasil penetapan P menggunakan metode P Olsen dari berbagai tanah dengan sifat beragam memerlukan beberapa informasi tentang Kapasitas Serapan P tanah. Hal serupa juga disampaikan oleh Schoenau dan Karamanos (1993) bahwa hasil pengukuran P dari metode P Olsen perlu dibandingkan dengan ketersediaan P tanah dari tanah-tanah dengan sifat kimia P yang lebih beragam.


Alat-alat yang digunakan:

(1) Ayakan No. 10 untuik menghasilkan sampel tanah berukuran 2 mm.

(2) Sendok stainlis steel dengan standar 2 gram.

(3) Dispenser otomatis untuk ekstraktan yang berkapasitas 25 ml.

(4) Tabung erlenmeyer kapasitas 50 ml.

(5) Corong untuk proses penyaringan (ukuran 9 dan 11 cm).

(6) Rak tabung reaksi.

(7) Mesin pengocok dengan kecepatan kocok 200 gerakan per menit.

(8) Kertas saring Whatman No. 42 atau No. 2 atau yang serupa.


Larutan Ekstraksi yang digunakan:

Larutan ekstraksi P Olsen (0,5 M NaHCO3 pH 8,5) dibuat dengan cara melarutkan 420 gram Natrium Bikarbonat atau NaHCO3 (grade komersial) dalam air destilasi dan dijadikan volume 10 liter. Pelarutan NaHCO3 ini dapat menggunakan mixer listrik. Digunakan NaOH 50% untuk menjadikan pH larutan ekstraksi mencapai pH 8,5.


Prosedur Kerja:

(1) Diambil sampel tanah dengan sendok stenlis steel untuk ditimbang tanah seberat 1 gram dan dimasukkan dalam tabung erlenmeyer 50 ml.

(2) Ditambahkan 20 ml larutan ekstraksi P Olsen ke dalam tabung erlenmeyer, kemudian dikocok selama 30 menit pada suhu ruangan 24oC s/d 27oC.

(3) Jika diperlukan agar larutan menjadi jernih (tidak berwarna) ditambahkan 1 cm3 (200 mg) arang aktif (DARCO G60).

(4) Larutan disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman No. 40 atau yang serupa ini. Penyaringan dapat dilakukan berulang jika hasil penyaringan masih belum jernih.

(5) Dilakukan pengukuran P dengan prinsip kolorimetri (perbedaan warna biru) dengan menggunakan alat spektrofotometer.


Perhitungan:

P-Olsen (mg P/Kg tanah) = { (Cp x 0,020 liter) / (0,001 kg tanah)}


Keterangan:

Cp = Nilai hasil perngukuran P yang telah dikalibrasi dari kurva larutan standar. Satuan dari nilai Cp adalkah mg per liter.



Daftar Pustaka


(A) Pustaka Utama:

Sims, T. J. 2009. Soil Test Phosphorus: Principles and Methods. University of Delaware. dalam Kovar J. L. And G. M. Pierzynski. 2009. Methods of Phosphorus Analysis for Soils, Sediments, Residuals, and Waters. Second Edition. Southern Cooperative Series Bulletin No. 408. USDA-ARS National Soil Tilth Laboratory 2110 University Blvd. Ames, IA 50011-3120 and Department of Agronomy 2004 Throckmorton Plant Sciences Ctr. Kansas State University Manhattan, KS 66506-55


(B) Pustaka Tambahan:

Fixen, P.E. and J.H. Grove. 1990. Testing soils for phosphorus. p. 141-180. In R.L. Westerman (ed.) Soil Testing and Plant Analysis. SSSA, Madison, WI.

Kuo, S. 1996. Phosphorus. p. 869-919. In D.L. Sparks. (ed.). Methods of Soil Analysis: Part 3- Chemical Methods. SSSA, Madison, WI.

Olsen, S.R., C.V. Cole, F.S. Watanabe, and L.A. Dean. 1954. Estimation of available phosphorus in soils by extraction with sodium bicarbonate. USDA Circular 939. U.S. Government Printing Office, Washington D.C.

Schoenau, J.J. and R.E. Karamanos. 1993. Sodium bicarbonate extractable P, K, and N. p. 51-58. In M. R. Carter (ed.) Soil Sampling and Methods of Analysis. Can. Soc. Soil Sci., Ottawa, Ontario.

0 comments: