21.19

Pengelolaan Kesuburan Tanah Pada Lahan Gambut (Bagian 5)

Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Pertanian*

Oleh: Novriani** dan Abdul Madjid Rohim***

(Bagian 5 dari 5 Tulisan)


Keterangan:

* : Makalah Pengelolaan Kesuburan Tanah, Program Studi Ilmu Tanaman, Program Magister (S2), Program Pascasarjana, Universitas Sriwijaya. Palembang, Propinsi Sumatera Selatan, Indonesia.

** : Program Studi Ilmu Tanaman, Program Magister (S2), Program Pascasarjana, Universitas Sriwijaya. Palembang, Propinsi Sumatera Selatan, Indonesia.

*** : Dosen Mata Kuliah Pengelolaan Kesuburan Tanah, Program Studi Ilmu Tanaman, Program Magister (S2), Program Pascasarjana, Universitas Sriwijaya. Palembang, Propinsi Sumatera Selatan, Indonesia.


(Bagian 5 dari 5 Tulisan)


III. Kesimpulan


(1) T
anah gambut atau tanah organik adalah tanah yang berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rumput rawa, dengan ciri dan sifat: tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih dari 0.5 m, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4,0) kandungan unsur hara rendah.


(2) Ada beberapa hal yang dapat menghambat perkembangan lahan gambut sebagai lahan pertanian diantaranya : 1) Sifat fisik, 2) Sifat Kimia, 3) Sifat Biologi, 4) Keadaan air tanah dan 5) Kebakaran lahan gambut.


(3) Untuk pengembangan lahan gambut yang berkelanjutan perlu dilakukan pengolahan tanah, tata air mikro, pemupukan, pengapuran dan pemberantasan hama dan penyakit, serta memilih tanaman yang sesuai dengan kondisi lahan gambut yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman dan Suriadikarta, 2000. Pemanfaatan Lahan Rawa eks PLG Kalimantan Tengah untuk Pengembangan Pertanian Berwawasan Lingkungan. Jurnal Litbang Pertanian 19 (3).

Ambak, K., dan Melling, L., 2000. Management Practices for Sustainable Cultivation of Crop Plants on Tropical Peatlands. Proc. Of The International Symposium on Tropical Peatlands 22-23 November 1999. Bogor-Indonesia, hal 119.

Andriesse, J.P. 1989. Constrainsts and opportunities for alternative use options of tropical peat land. In B.Y. Aminuddin (Ed.). Tropical Peat; Proceedings of International Symposium on Tropical Peatland, 6-10 May 1991, Kuching, Sarawak, Malaysia. BB Litbang SDLP (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan

Andriesse, J.P. 1988. Nature and Management of Tropical Peat Soils. FAO Soils Bulletin 59.

Asie E R. 2004. Pengembangan Tanaman Melonn di Lahan Gambut Dengan Budidaya Inovatif. Palangkaraya. Kalimantan.

Driessen, P.M., dan H. Suhardjo. 1976. On the Defective Grain Formation of Sawah Rice on Peat. Soil Res. Inst. Bull. 3: 20 – 44. Bogor.

Driessen, P.M. 1978. Peat soils. pp: 763-779. In: IRRI. Soil and rice. IRRI. Los Banos. Philippines.

Fakultas Pertanian IPB. 1986. Gambut pedalaman untuk lahan pertanian. Kerjasama Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Dati I, Kalimantan Tengah dengan Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

FAO-Unesco. 1994. Soil Map of the world. FAO Rome Published By ISRIC. Wageninagan 140 hal.

Gonggo B M, Purwanto, Bilan W S dan J. Arto. 2004. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Pada Lahan Gambut dengan Penerapan Teknologi Tampurn. ISSN 1411-0067; 6; 14-21.

Hardjowigeno, S. 1986. Sumber daya fisik wilayah dan tata guna lahan: Histosol. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Hal. 86-94.

Jaya, A., Inoue, T., Rielley, J.O, dan Limin, S. 2004. Enviromental change caused by development of peatland landscapes in Central Kalimantan, Indonesia. Dalam Proc. of the 12th Int. Peat Congress: Wise Use of Peatland. Finlad. pp. 660-667.

Limin, S., Layuniati., Jamal, Y., 2000. Utilization of Inland Peat for Food Crop Commodity Development Requires High Input and is Detrimental to Peat Swamp Forest Ecosystem. Proc. International Symposium on Tropical Peatlands 22-23 November 1999. Bogor-Indonesia.

Maas A,Tukijo, Dwijono, Darmanto. 1999. Karakterisasi dan Identifikasi Masalah Lahan bongkor Untuk Perluasan Areal Tanam di Wilayah Kerja C PLBT Kalimantan Tengah. Makalah ”Temu Pakar dan Lokakarya Nasional Optimasi pemanfaatan Sumberdaya Lahan Rawa”. Jakarta 23-26 November 1999.

Mawardi, E, Azwar dan Tambidjo, A. 2001. Potensi dan Peluang Pemanfaatan Harzeburgite sebagai Amelioran Lahan Gambut. Prosiding Seminar Nasional Memantapkan Rekayasa Paket Teknologi Pertanian dan Ketahanan Pangan dalam Era Otonomi Daerah, 31 Oktober – 1 November 2001. Bengkulu.

Mutalib, A.Aa, J.S. Lim, M.H. Wong and L. Koonvai. 1991. Characterization, distribution and utilization of peat in Malaysia. Proc. International Symposiumon tropical peatland. 6-10 May 1991, Kuching, Serawak, Malaysia.

Notohadiprawiro, T. 1994. Pengembangan Lahan Pasang Surut Untuk Tujuan Pertanian. Pertemuan Teknis Kegiatan Pengajian Tahapan Pengembangan Lahan Rawa Pasang Surut, Badan Litbang PU, Bandung, 20 Oktober 1994.

Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut ; Potensi dan Kendala. Kanisius, Yogyakarta.

Noorginayuwati, A.Rafiq, Yanti R., M. Alwi, A.Jumberi, 2006. Penggalian Kearifan Lokal Petani untuk Pengembangan Lahan Gambut di Kalimantan. Laporan Hasil Penelitian Balittra 2006.

Nugroho, K., G. Gianinazzi and IPG. Widjaja-Adhi. 1997. Soil hydraulic properties of Indonesian peat. In: Rieley and Page (Eds.). pp. 147-156 In Biodiversity and sustainability of tropical peat and peatland. Samara Publishing Ltd.

Radjagukguk, B. 1997. Peat soil of Indonesia: Location, Classification, And Problems For Sustainability. In: Rieley and Page (Eds.). pp. 45-54. Biodiversity and Sustainability of Tropical Peat and Peatland. Samara Publishing Ltd. Cardigan. UK.

Radjagukguk, B. 2001. Perubahan Sifat-Sifat Fisik dan Kimia tanah Gambut Akibat Reklamasi Lahan Gambut untuk Pertanian. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan (2) :1-15.

Riza, AR. 2006. Karakteristik Wilayah dan Perancangan Model Penataan Lahan dan Komoditas di Lahan Rawa Pasang Surut. Laporan Hasil Penelitian Balittra. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.

Rieley, J.O., R.A.J. Wüst, J. Jauhiainen, S.E. Page, H. Wösten, A. Hooijer, F. Siegert, S.H. Limin, H. Vasander and M. Stahlhut. 2008. Tropical Peatlands: Carbon Stores, Carbon Gas Emissions and Contribution to Climate Change Processes. pp. 148-182 In M.

Sabiham, S. 2007. Pengembangan Lahan Secara berkelanjutan Sebagai Dasar dalam Pengelolaan Gambut di Indonesia. Makalah Utama disimpulkan pada Seminar Nasional Pertanian Lahan Rawa di kapuas, 3-4 juli, 2007.

Sagiman,S. 2005. Pertanian di Lahan Gambut Berbasis Pasar dan Lingkungan, Sebuah Pengalaman Pertanian Gambut dari Kalbar. Workshop gambut HGI. Palangkaraya 20-2 1 Sept 2005.

Soekardi M., dan A. Hidayat. 1988. Extent and distribution of peatsoils of Indonesia. Third meeting cooperative resarch on problem soils. CRIFC. Bogor.

Soewono,S. 1997. Fertility Management For Sustainable Agriculture On Tropical Ombrogenous Peat.In Biodiversity And Sustainability Of Tropical Peatlands. Eds J.O. Rieley. And S.E. Page. Proceedings Of The International Symposium On Biodiversity, Environmental Importance and sustainability of Tropical Peat and Peatlands, held in Palangkaraya, Central Kalimantan, Indonesia, 4-8 sept. 1995.

Soil Survey Staff. 1990. Key to Soil Taxonomy. 7th edition. USDA Washington DC.

Singh, G., Tan, Y.P., Padman, C.V., Rajah dan Lee. F.W. 1986. Experinces on the Cultivation and Management of Oil Palm on Deep Peat in United Plantation Berhard. In. Proc. 2nd Intern-Soils Management Workshop Thailand/Malaysia 7-18 April 1986.

Suhardjo, H. and I P.G. Widjaja-Adhi. 1976. Chemical Characteristics Of The Upper 30 Cm Of Peat Soils From Riau. ATA 106. Bull. 3: 74-92. Soil Res. Inst. Bogor. Tie, Y.L. And J.S. Esterle. 1991. Formation of lowland peat domes in Serawak, Malaysia. Proc. International Symposium on Tropical Peatland. 6-10 May 1991, Kuching, Serawak, Malaysia.

Suryanto, S. 1991. Prospek Gambut Sebagai Sumberdaya Alam Dalam Pengembangan Bioteknologi Di Indonesia. Makalah Seminar Bioteknologi PPI Perancis, 30 –Juni-1 Juli, 1990 Di Institute Agronomique Meditererranee (IAM) Montpellier.

Sudradjat daan Qusairi, L., 1992. Diversifikasi Usaha Perkebunan Pada Lahan Gambut Dengan Kelapa Sebagai Tanaman Utama (Suatu Pandangan terhadap pemanfaatan Lahan Gambut). Seminar Pengembangan Terpadu kawasan Rawa Pasang Surut di Indonesia 5 September 1992. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Subagyo, Marsoedi dan Karama, S., 1996. Prospek Pengembangan Lahan Gambut untuk Pertanian dalam Seminar Pengembangan Teknologi Berwawasan Lingkungan untuk Pertanian pada Lahan Gambut, 26 September 1996. Bogor.

Soewono,S. 1997. Fertility management for sustainable agriculture on tropical ombrogenous peat.In Biodiversity and Sustainability of Tropical Peatlands. Eds J.O. Rieley. and S.E. Page. Proceedings of the international Symposium on Biodiversity, Environmental importance and sustainability of Tropical Peat and Peatlands, held in Palangkaraya, Central Kalimantan, Indonesia, 4-8 sept. 1995.

Stevenson, F.J. 1994. Humus Chemistry. Genesis, Composition, and Reactions. John Wiley and Sons. Inc. New York. 443 p.

Tim Institut Pertanian Bogor. 1974. Laporan Survai Produktivitas Tanah Dan Pengembangan Pertanian Daerah Palangka Raya, Kalimantan Tengah. IPB. Bogor.

Widjaja-Adhi, I P.G. 1988. Physical And Chemical Characteristic Of Peat Soil Of Indonesia. Ind. Agric. Res. Dev. J. 10:59-64.

Widjaja-Adhi, I P.G. 1997. Developing tropical peatlands for agriculture. In: J.O. Rieley and S.E. Page (Eds.). pp. 45-54. Biodiversity and Sustainability Of Tropical Peat And Peatland. Proceedings of the International Symposium on Biodiversity, environmental importance and sustainability of tropical peat and peatlands, Palangka Raya, Central Kalimantan 4-8 September 1999. Samara Publishing Ltd. Cardigan. UK.

Widodo. 2004. Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo CV.Cirata terhadap 3 Jenis Media Tanam dan Ukuran Pupuk Urea. Akta Grasia 7.1; 7-10

Yardha A, Yusuf dan Hifnalisa. 1998. Penilaian sifat fisis tanah dan kimia gambut Teunom Aceh Barat. Jurnal Agrista (2) : 22-28.